Senin, 12 Maret 2018
Senin, Maret 12, 2018 | Berita Berkomentar
Masih ingat dengan satelit berbentuk bola disko yang diluncurkan pada akhir Januari 2018 lalu?
Satelit tersebut bernama The Humanity Star, sebuah satelit reflektif yang diluncurkan oleh Rocket Lab ini akan kembali ke bumi. Hal ini disampaikan oleh Peter Beck, pendiri Rocket Lab.
"Dalam beberapa hari mendatang, Humanity star akan memulai pendaratan terakhirnya ke atmosfer bumi di mana ia akan terbakar saat masuk kembali (ke bumi), tanpa meninggalkan jejak," ungkap Beck dikutip dari CNN, Rabu (21/03/2018).
Satelit yang menyerupai bola disko raksasa tersebut diluncurkan tanpa misi atau fungsi khusus. Menurut Beck, satelit tersebut diluncurkan untuk mendorong orang berpikir sedikit berbeda tentang kehidupan mereka dan tindakan yang penting bagi kemanusiaan.
Humanity Star memang satelit yang diluncurkan hanya sebagai tontonan. Inilah yang sempat membuat beberapa astronom geram.
Namun, satelit yang terbuat dari serat karbon dan memiliki panel reflektif tersebut memantulkan sinar matahari kembali ke bumi.
Saat melintasi langit malam, benda ini berputar cepat dan menciptakan cahaya berkedip. Mirip dengan bola disko, bukan?
Sayangnya, keberadaan satelit ini di luar angkasa cukup singkat. Menurut pelacak Humanity Star, obyek tersebut kehilangan ketinggiannya.
Berdasarkan tingkat penurunan tersebut, benda ini akan masuk kembali ke atmosfer bumi hari ini, Kamis (22/03/2018). Perkiraan ini disampaikan oleh Richard Easther, astronom di Auckland University.
Easther menyebut kembalinya satelit tersebut kemungkinan karena pemodelan yang salah.
"Saya menduga bahwa ramalan ini didasrkan pada satelit berukuran biasa, dan obyek yang pasa dasarnya adalah balon akan merasakan lebih banyak hambatan daripada satelit boasa yang dikirim, menyerupai sebongkah logam," ujar Easther.
Meski akan segera kembali ke bumi, Beck optimis tujuannya meluncurkan Humanity Star bisa terpenuhi. Ia memaksudkan peluncuran tersebut sebagai latihan untuk mendorong orang untuk berpikir lebih dalam tentang tempat mereka di kosmos.
"Harapan saya adalah mendorong orang-orang untuk berlama-lama melihat bintang dan merenungkan tempat kita di alam semesta ini," kata Beck.
"Sementara Humanity Star adalah momen singkat dalam sejarah manusia, saya berharap perbincangan dan ide-ide yang dicetuskan di seluruh dunia akan terus dieksplorasi," sambungnya.
Menanggapi keberhasilan Beck meluncurkan satelit unik ini, Easther menyebut bahwa ini merupakan sebuah kesuksesan. Apalagi mengingat Rocket Lab adalah sebuah perusahaan di Selandia Baru dengan kekuatan kecil non-militer.
Walaupun nantinya, satelit ini tidak mencapai tujuan peluncurannya, tapi Easther menjelaskan bahwa ini merupakan lompatan teknologi yang penting.
"Sebagai warga Selandia Baru, saya bangga... (untuk melihat) perangkat buatan negara saya diluncurkan pada orbitnya," tutup Easther.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pilihan
Arsip
-
►
2022
(2)
- April 2022 (1)
- Maret 2022 (1)
-
►
2021
(11)
- Desember 2021 (1)
- Oktober 2021 (1)
- September 2021 (2)
- Agustus 2021 (2)
- Mei 2021 (1)
- Maret 2021 (2)
- Februari 2021 (1)
- Januari 2021 (1)
-
►
2020
(14)
- Desember 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- September 2020 (3)
- Juni 2020 (3)
- Maret 2020 (1)
- Januari 2020 (2)
-
►
2019
(16)
- Desember 2019 (2)
- November 2019 (2)
- Oktober 2019 (1)
- September 2019 (2)
- Juli 2019 (2)
- Juni 2019 (2)
- Mei 2019 (1)
- April 2019 (1)
- Maret 2019 (1)
- Februari 2019 (1)
- Januari 2019 (1)
-
▼
2018
(20)
- Desember 2018 (1)
- November 2018 (2)
- Oktober 2018 (1)
- September 2018 (1)
- Agustus 2018 (1)
- Juli 2018 (2)
- Juni 2018 (2)
- Mei 2018 (2)
- April 2018 (2)
- Maret 2018 (2)
- Februari 2018 (2)
- Januari 2018 (2)
0 komentar:
Posting Komentar