Senin, 22 Januari 2018
Senin, Januari 22, 2018 | Kesehatan Berkomentar
Banyak penelitian terdahulu berhasil menemukan hubungan antara jumlah kalori sedikit dengan memperpanjang umur. Penelitian tersebut diuji pada beberapa hewan, seperti cacing, tikus, dan monyet.
Beberapa penelitian juga berhasil membuktikan orang yang mengurangi 15-18 persen jumlah kalorinya memiliki kadar kolesterol dan glukosa yang lebih sedikit.
Berangkat dari sini, Leanne Redman dari Pennington Biomedical Research Center, Lousiana, AS, bersama timnya ingin menyelidiki lebih lanjut tentang kalori dan hidup sehat.
Mereka pun memiliki alasan kuat yang dapat menjelaskan mengapa mengurangi jumlah kalori dapat memperpanjang umur.
Hal ini ternyata berhubungan dengan kondisi tubuh saat kita tidur.
Orang yang makan 15 persen lebih sedikit kalori akan memberikan efek besar pada apa yang terjadi di tubuh saat tidur.
Redman dan timnya melakukan uji coba penerapan diet rendah kalori dan makan sesuka hati kepada 53 orang dewasa secara acak.
Selama dua tahun, 34 orang diminta mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori 15 persen lebih sedikit. Sementara sisanya dibebaskan untuk makan apa saja semaunya.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism, peneliti menemukan sesuatu yang menarik dari peserta yang melakukan diet rendah kalori.
Mereka yang makan lebih sedikit kalori mengalami penurunan dramatis dalam tingkat metabolisme di malam hari. Selain itu, juga terjadi penurunan kecil, tetapi signifikan terhadap suhu tubuh di malam hari.
"Metabolisme yang diukur selama tidur, berkurang 10 persen," ujar Redman dilansir New Scientist, Kamis (22/3/2018).
Saat para ahli menganalisis sampel darah peserta yang mengonsumsi lebih sedikit kalori, ahli menemukan mereka mengalami penurunan stres oksidatif sel sebanyak 20 persen.
Stres oksidatif adalah kerusakan sel yang disebaban produk sampingan dari metabolisme. Keadaan ini dianggap sebagai pemicu utama penuaan.
Redman berpendapat, diet rendah kalori dapat mendorong tubuh untuk memiliki tingkat metabolisme istirahat yang lebih rendah.
Cara ini merupakan mekanisme evolusioner untuk menghemat energi ketika makanan langka atau sulit didapat. Hal yang sama seperti dilakukan para hewan yang berhibernasi.
"Studi ini adalah pertama yang menunjukkan bahwa tubuh manusia akan menanggapi pengurangan kalori dengan penurunan tingkat metabolisme saat tidur," imbuh Luigi Fontana dari Universitas Washington, Missuri.
Perlu dicatat, mengurangi jumlah kalori dengan membatasi makanan tidak mudah untuk sebagian orang. Diperlukan adanya perencanaan sejak awal dengan sangat hati-hati karena efek sampingnya bisa kehilangan libido dan merasa kedinginan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pilihan
Arsip
-
►
2022
(2)
- April 2022 (1)
- Maret 2022 (1)
-
►
2021
(11)
- Desember 2021 (1)
- Oktober 2021 (1)
- September 2021 (2)
- Agustus 2021 (2)
- Mei 2021 (1)
- Maret 2021 (2)
- Februari 2021 (1)
- Januari 2021 (1)
-
►
2020
(14)
- Desember 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- September 2020 (3)
- Juni 2020 (3)
- Maret 2020 (1)
- Januari 2020 (2)
-
►
2019
(16)
- Desember 2019 (2)
- November 2019 (2)
- Oktober 2019 (1)
- September 2019 (2)
- Juli 2019 (2)
- Juni 2019 (2)
- Mei 2019 (1)
- April 2019 (1)
- Maret 2019 (1)
- Februari 2019 (1)
- Januari 2019 (1)
-
▼
2018
(20)
- Desember 2018 (1)
- November 2018 (2)
- Oktober 2018 (1)
- September 2018 (1)
- Agustus 2018 (1)
- Juli 2018 (2)
- Juni 2018 (2)
- Mei 2018 (2)
- April 2018 (2)
- Maret 2018 (2)
- Februari 2018 (2)
- Januari 2018 (2)
0 komentar:
Posting Komentar